MAKALAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM II
TENTANG
ULUMUL
QUR’AN
Di
susun oleh
Kelompok
VII
1. MOHAMMAD READI
(2010.01.01.0.0020)
2. SUSWATUN
(2010.01.01.0.0006)
UNIVERSITAS
ISLAM MADURA
FAKULTAS
MIPA JURUSAN MATEMATIKA
TAHUN
AKADEMIK 2010-2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ULUMULQUR’AN”
Makalah
ini berisikan tentang informasi Pengertian tentang Ulumul Qur’an. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
tambahan ilmu bagi kita semua khususnya bagi kami sendiri.
Kami menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Pamekasan,30 Oktober 2011
Daftar isi
Kata Pengantar…………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………. 1
A.
Latar
Belakang…………………………………………… 1
B.
Rumusan
Masalah………………………………………... 2
C.
Tujuan……………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………...…. 3
A.
Pengertian Ulumul
Qur’an………………………………... 3
B.
Ruang Lingkup Pembahasan
Al-Qur’an…………………... 4
C.
Sejarah Perkembangan Ulumul
Qur’an…………………... 6
BAB III
PENUTUP………………………………………… 8
A.
Kesimpulan……………………………………………….. 8
B.
Saran……………………………………………………… 9
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Al-qur’an
adalah kalammullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad lewat perantara
malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum
muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik
aqidah, ibadah, etika, mu’amalah dan sebagainya.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَـبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهَدَى
وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Dan Kami turunkan kepadamu Al
Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.(Q.S.An-Nahl 89)
Mempelajari
isi Al-qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan
pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang
selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang
menunjukan Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya.Firman Allah:
وَلَقَدْ جِئْنَـهُمْ
بِكِتَـبٍ فَصَّلْنَـهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah
mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah
menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami[546]; menjadi petunjuk dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.(Q.S.Al-A’raf 52)
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab. Karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab
dapat mengerti isi Al-qur’an. Lebih dari itu, ada orang yang merasa telah dapat
memahami dan menafsirkan Al-qur’an dengan bantuan terjemahnya sekalipun tidak
mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti
kandungan Al-Qur’an. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in ada yang salah
memahami Al-Qur’an karena tidak memiliki kemampuan untuk memahaminya. Oleh
karena itu, untuk dapat mengetahui isi kandungan Al-Qur’an diperlukanlah sebuah
ilmu yang mempelajari bagaimana, tata cara menafsiri Al-Qur’an. Yaitu Ulumul
Qur’an atau Ulum at tafsir. Pembahasan mengenai ulumul Qur’an ini insya Allah
akan dibahas secara rinci pada bab-bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan
pembatasan tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Pengertian Ulumul Qur’an?
2. Ruang Lingkup Pembahasan Al-Qur’an
3. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an
2. Ruang Lingkup Pembahasan Al-Qur’an
3. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Ulumul Qur’an
2. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang Ilmu Alqur’an
1. Untuk mengetahui pengertian Ulumul Qur’an
2. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang Ilmu Alqur’an
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an
berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan
“Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti
ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al-Qur’an telah memberikan
pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan
dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari
segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnaya. Dengan demikian,
ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu rasmil Qur’an, ilmu I’jazil Qur’an, ilmu
asbabun nuzul, dan ilmu-ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an menjadi bagian
dari ulumul Qur’an. Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi
yang dimaksud dengan ulumul Qur’an diantara lain :
v Assuyuthi dalam
kitab itmamu al-Dirayah mengatakan
علم يبحث فيه عن احوال الكتاب العزيز من جهة نزوله وسنده وادابهوالفاظه ومعانيه المتعلقة بالاحكام وغيرذالكّ
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”
v. Al-Zarqany memberikan definisi sebagai berikut
:
مباحث تتعلّق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكابته وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه ومنسوخه ودفع الشّبه عنه ونحو ذالك
مباحث تتعلّق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكابته وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه ومنسوخه ودفع الشّبه عنه ونحو ذالك
“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an Al-Karim dari segi turunya, urutanya, pengumpulanya, penulisanya, bacaanya, penafsiranya, kemu’jizatanya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya”.
Dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal
yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaanya sebagai
Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan petunjuk bagi
manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan berbagai aspek yang terkait
dengan keperluan membahas al-Qur’an.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AL-QUR’AN
Ulumul Qur’an
merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul
Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik
berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab,
seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an. Disamping itu, masih banyak
lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya. Dalam kitab Al- Itqan, Assyuyuthi
menguraikan sebanyak 80 cabang ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa
macam cabang ilmu lagi. Kemudian dia mengutip Abu Bakar Ibnu al_Araby yang
mengatakan bahwa ulumul qur’an terdiri dari 77450 ilmu. Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam al-qur’an
dengan dikalikan empat. Sebab, setiap kata dalam al-Qur’an mengandung makna
Dzohir, batin, terbatas, dan tidak terbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari
sudut mufrodatnya. Adapun jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya,
maka jumlahnya menjadi tidak terhitung. Firman Allah :
قُل لَّوْ كَانَ
الْبَحْرُ مِدَاداً لِّكَلِمَـتِ رَبِّى لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ
كَلِمَـتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَداً
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak
itu (pula).(Q.S. Al-Kahfi 109)
Secara garis besar Ilmu alQur’an
terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1.
Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti
ilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat
Al-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2.
Ilmu yang
berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan
secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui
makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Namun, Ash-Shidiqie memandang segala
macam pembahasan ulumul Qur’an itu kembali kepada beberapa pokok pembahasan
saja seperti :
Ø Nuzul.
Permbahasan ini menyangkut dengan ayat-ayat yang menunjukan tempat dan waktu
turunya ayat Al-Qur’an misalnya : makkiyah, madaniyah, hadhariah, safariyah,
nahariyah, lailiyah, syita’iyah, shaifiyah, dan firasyiah. Pembahasan ini juga
meliputi hal yang menyangkut asbabun nuzul dan sebagainya.
Ø Sanad. Pembahasan ini meliputi hal-hal yang
menyangkut sanad yang mutawattir, ahad, syadz, bentuk-bentuk qira’at nabi, para
periwayat dan para penghapal Al-Qur’an Al-Qur’an, dan Cara Tahammul (penerimaan
riwayat).
Ø Ada’ al-Qira’ah. Pembahasan ini menyangkut
waqof, ibtida’, imalah, madd, takhfif hamzah, idghom.
Ø Pembahasan yang
menyangkut lafadz Al-Qur’an, yaitu tentang gharib, mu,rab, majaz, musytarak,
muradif, isti’arah, dan tasybih.
Ø Pembahasan makna
Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum, yaitu ayat yang bermakna Amm dan tetap
dalam keumumanya, Amm yang dimaksudkan khusus, Amm yang dikhususkan oleh
sunnah, nash, dhahir, mujmal, mufashal, manthuq, mafhum, mutlaq, muqayyad,
muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh, muqaddam, mu’akhar, ma’mul pada
waktu tertentu, dan ma’mul oleh seorang saja.
Ø Pembahasan makna
Al-Qur’anyang berhubungan dengan lafadz, yaitu fashl, washl, ijaz, ithnab,
musawah, dan qashar.
C.
SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN
Sebagai
ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya, ulumul Qur’an tidak lahir
sekaligus. Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk
membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaanya dan segi pemahamanya. Di masa Rasul
SAW dan para sahabat, ulumul Qur’an belum dikenal sebagai suatu ilmu yang
berdiri sendiri dan tertulis. Para sahabat adalah orang-orang Arab asli yang
dapat merasakan struktur bahasa Arab yang tinggi dan memahami apa yang diturunkan
kepada Rasul, dan bila menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu,
mereka dapat menanyakan langsung kepada Rasul SAW. Di zaman Khulafa’u Rasyiddin
sampai dinasti umayyah wilayah islam bertambah luas sehingga terjadi pembauran
antara orang Arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui bahasa Arab. Keadaan
demikian menimbulkan kekhawatiran sahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa
arab, bahkan dikhawatirkan tentang baca’an Al-Qur’an yang menjadi sebuah
standar bacaan mereka. Untuk mencegah kekhawatiran itu, disalinlah dari
tulisan-tulisan aslinya sebuah al-qur’an yang disebut mushaf imam. Dan dari
salinan inilah suatu dasar ulumul Qur’an yang disebut Al rasm Al-Utsmani.
Kemudian, Ulumul Qur’an memasuki masa
pembukuanya pada abad ke-2 H. Para ulama memberikan prioritas perhatian mereka
kepada ilmu tafsir karena fungsinya sebagai umm al ulum alQur’aniyyah. Para
penulis pertama dalam tafsir adalah Syu’bah ibn al-Hajjaj (160 H), Sufyan Ibn
Uyaynah (198 H), dan Wali Ibn al-Jarrah (197 H). dan pada abad ke-3 muncul
tokoh tafsir yang merupakan mufassir pertama yang membentangkan berbagai
pendapat dan mentarjih sebagianya. Beliau adalah Ibn jarir atThabari (310 H).
Selanjutnya sampai abad ke-13 ulumul Qur’an terus berkembang pesat dengan
lahirnya tokoh-tokoh yang selalu melahirkan buah karyanya untuk terus
melengkapi pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan ilmu tersebut.
Diantara sekian banyak tokoh-tokoh tersebut, Jalaluddin al-bulqini (824 H)
pengarang kitab Mawaqi’ Al-ulum min Mawaqi’ al-Nujum dipandang Assuyuthi
sebagai ulama yang mempelopori penyusunan Ulumul Qur’an yang lengkap. Sebab,
dalam kitabnya tercakup 50 macam ilmu Al-Qur’an. Jalaluddin al-Syuyuthi (991 H)
menulis kitab Al-Tahhir fi Ulum al-Tafsir. Penulisan kitab ini selesai pada
tahun 873 H. kitab ini memuat 102 macam ilmu-ilmu Al-Qur’an. Karena itu,
menurut sebagian ulama, kitab ini dipandang sebagai kitab Ulumul Qur’an paling
lengkap.namun, Al-Syuyuthi belum merasa puas dengan karya monumental ini
sehingga ia menyusun lagi kitab Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Didalamnya dibahas
80 macam ilmu-ilmu Al-Qur’an secara padat dan sistematis. Menurut Al-Zarqani,
kitab ini merupakan pegangan bagi para peneliti dan penulis dalam ilmu ini.
Sampai saat ini bersamaan dengan masa kebangkitan modern dalam perkembangan
ilmu-ilmu agama, para ulama masih memperhatikan akan ilmu Qur’an ini. Sehingga
tokoh-tokoh ahli Qur’an masih banyak hingga saat ini di seluruh dunia.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa kata Ulumul
Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata,
yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang
berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al-Qur’an telah
memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an
maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan secara terminologi dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu
yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek
keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai
pedoman dan petunjuk bagi manusia.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya.
Secara garis
besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1.
Ilmu yang berhubungan
dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang membahas tentang macam-macam
qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan
sebab-sebabnya.
2.
Ilmu yang berhubungan
dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara
mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui makna
ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum. Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul
Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan
sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi
keberadaanya dan segi pemahamanya .
B. Saran
Penting
bagi kita untuk mengetahui sejarah turunnya Al Qur`an, agar menambah keteguhan
iman kita kepada kitab Allah SWT dan tetap pada Ajaran Islam. Apabila kita
tidak mengetahui sejarah, maka kecenderungan akan mengulangi sejarah seperti
masa lalu ketika terjadinya pemalsuan al -Qur’an pada masa-masa awal Islam.
Pemalsuan
terhadap Al-Quran bukan tidak mungkin terjadi lagi, mengingat bebasnya dan
maraknya ajaran-ajaran yang menyimpang. Wacana tentang sejarah Al-Quran yang telah
di jelaskan dalam makalah ini, seperti bagaimana Al-Qur’an diturunkan, apa yang
dapat kita ambil pelajaran dari sejarah turunnya Al -Qur’an,dan apa hikmah dari
diturunkannya Al-Qur’an tersebut haruslah di pahami oleh setiap muslim agar
Al-Qur’an ini terpelihara dengan baik. Untuk setiap muslim sebaiknya baca,
pelajari dan amalkanlah Al -Qur’an dengan baik dalam kehidupan sehari hari,
karena dengan itu insyaallah kita akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Wahid Ramli.Drs, Ulumul Qur’an, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002
Nata Abuddin, Al-Qur’an dan Hadits, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992
Abdul Halim M, Memahami Al-Qur’an, Marja’, Bandung, 1999
Shaleh K.H, Asbabun Nuzul, C.V Diponegoro, Bandung, 1992
Al-Alwi Sayyid Muhammad Ibn Sayyid Abbas, Faidl Al-Khobir, Al-Hidayah, Surabaya
Nata Abuddin, Al-Qur’an dan Hadits, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992
Abdul Halim M, Memahami Al-Qur’an, Marja’, Bandung, 1999
Shaleh K.H, Asbabun Nuzul, C.V Diponegoro, Bandung, 1992
Al-Alwi Sayyid Muhammad Ibn Sayyid Abbas, Faidl Al-Khobir, Al-Hidayah, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar